Keindahan Alam Obyek Wisata Ketep Pass

Saat itu, semilir angin surga nan sejuk berhembus pelan. Sejauh mata memandang, terlihat hamparan tanah-tanah pertanian berbentuk terasiring. Lima gunung besar di Jawa Tengah terlihat jelas di di Pelataran Panca Arga, tempatku berdiri. Gunung itu: gunung Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain itu, tampak pula gunung-gunung kecil seperti Telomoyo, Andong, Dataran Tinggi Dieng, serta perbukitan Menoreh. Dari satu tempat, kita dapat melihat banyak pemandangan gunung yang eksotis. Pemandangan yang jarang kutemui.

Dari Pelataran Panca Arga, saya menuju Gardu Pandang. Dari situ, aku dapat melihat gunung-gunung menggunakan teropong yang telah tersedia. Dengan biaya Rp 3.000, kita dapat menggunakan teropong selama 3,5 menit.

Kemudian, saya menuruni tangga menuju Volcano Center. Di situ ada museum kegunungapian. Dengan membayar Rp. 3000, kita dapat memasuki museum.

Kita dapat melihat informasi umum geologi dan gejala vulkanik. Disan,pengunjung juga dapat berfoto di depan foto Puncak Garuda. Foto itu merupakan foto eksklusif. Pengunjung dapat berfoto di situ, sehingga kita tampak benar-benar berfoto di Puncak Garuda.

Selain foto itu, ada pula foto-foto lainnya yang berkaitan dengan kegunungapian. Tak hanya foto, museum pun menyajikan miniatur gunung Merapi dan batu-batu unik yang berasal dari gunung api.

Lelah mengelilingi museum, saya berjalan menaiki tangga ke tempat semula. Saya memutuskan duduk beristirahat di Gazebo. Mata saya tertuju pada pemandangan biru-biru yang berbanjar rapi di bawah tempat saya duduk.

Setelah saya amati, ternyata tenda-tenda biru itu warung makan yang cukup sederhana. Banyak menu yang ditawarkan. Ada mie ayam, bakso, soto dan aneka minuman, seperti soft drink, air mineral, sampai minuman sachet.

Harganya pun terjangkau. Mie ayam, Rp 3.000, bakso, Rp 3.500, dan soto Rp. 3.000. Saya membeli semangkuk mie ayam dan segelas teh hangat yang harganya Rp 1.000.

"Dingin-dingin begini, enaknya makan yang hangat-hangat," kata saya pada teman saya. Dari tempat saya makan, saya dapat melihat kebun sawi yang ada di lereng gunung dengan jelas.

Saya terheran-heran ketika pemilik warung memetik sawi lalu memasaknya, dan menyajikannya bersama mie ayam saya. "Wow, langsung dari kebunnya," ungkap saya keheranan.

Setelah kenyang, saya memutuskan berjalan naik, namun dari arah barat, tidak timur seperti mulanya saya turun. Lelah menaiki tangga, akhirnya sampai juga di pelataran Ketep Pass. Saya duduk di terasnya dan berfoto-foto.

Berjalan tiga langkah dari tempat saya duduk, ada semacam resepsionis. Saya bertanya, di depan itu tempat apa. Ternyata itu Volcano Theatre. Dalam Volcano Theatre, kita dapat melihat film bertajuk Nafas Gunung Merapi berdurasi 22 menit.

Film itu menceritakan awal terjadinya pendakian, penelitian di Puncak Garuda, dan terjadinya letusan dahsyat gunung Merapi. Karena hari Minggu, saya harus mengeluarkan uang Rp 5.000 untuk menonton film tersebut, yang biasanya Rp 4.000 di hari biasa.

Setelah penat melakukan berbagai aktivitas melelahkan di kota selama enam hari penuh, saya merasa senang dan kembali bugar dengan berwisata ke Ketep Pass yang berada di kota Magelang tersebut. Ketep Pass yang merupakan wisata kegunungapian ini, tidak hanya menyajikan suasana yang rekreatif, namun juga edukatif.

Ketep Pass berada 17 Km dari Desa Blabak ke arah timur. Untuk mencapai obyek wisata yang diresmikan Presiden RI Megawati pada 17 Oktober 2002 ini, kita dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Jika menggunakan angkutan umum, kita cukup naik bus ke Magelang, lalu turun di Blabak.

Dari Blabak, kita dapat naik bus Purba Putra sampai pertigaan Sawangan. Dari situ, kita dapat naik angkutan kecil yang berwana pink merah sampai lokasi.

Meski saya harus menempuh perjalanan jauh dari Yogyakarta, namun tidak menjadikan saya lelah. Pemandangan di kanan kiri jalan menuju tempat itu sangat indah. Udara sejuk, semilir angin sepoi-sepoi, langit biru, awan putih, sawah-sawah membentang luas, dan petani-petani yang rukun, menambah eloknya pemandangan.

Setelah puas menikmati keindahan Ketep Pass, saya beranjak pulang. Sebelum pulang, saya menyempatkan diri melihat-lihat pasar yang ada di seberang jalan. Ada aneka jajanan dan sayur-sayuran yang hijau nan segar di sana. Saya memutuskan membeli jagung bakar yang harganya Rp 1.500. Jagung bakar itu langsung saya makan. Ehmm...gurih, manis, dan pedas.

Sumber :  Kompas Community
Penulis : Ikhdah Henny KP